Siapa bilang nikah harus mahal? Faktanya, banyak pasangan yang justru menyesal karena terlalu fokus ke resepsi, bukan pada kehidupan setelahnya. Budget menikah seringkali jadi jebakan: ingin mewah, tapi tanpa persiapan finansial yang matang. Padahal, pernikahan seharusnya jadi awal kehidupan yang stabil bukan jadi sumber stres keuangan.
Kalau kamu lagi cari panduan budgeting menikah yang realistis, artikel ini akan bantu kamu menyusun strategi menyeluruh: dari hitung-hitungan biaya, skenario sederhana sampai mewah, hingga tips konkret agar pernikahan tetap bermakna tanpa bikin dompet kering. Simak sampai habis ya.
1. Pahami Komponen Biaya Menikah
Sebelum menyusun strategi, kamu harus tahu dulu komponen utama dalam dana menikah. Ini dia breakdown-nya berdasarkan hasil kompilasi dari berbagai sumber:
Komponen | Estimasi (Rp) | Keterangan |
Administrasi (KUA & legalitas) | 0 – 1.000.000 | Gratis jika dilakukan di KUA saat jam kerja (SIMKAH) |
Mas kawin & cincin | 1.000.000 – 10.000.000 | Tergantung adat & preferensi |
Venue resepsi | 5.000.000 – 50.000.000 | Balai warga vs hotel bintang 4 |
Dekorasi | 2.000.000 – 15.000.000 | Bisa DIY, vendor, atau paket WO |
Catering | 20.000 – 80.000/pax | Biasanya 100–300 tamu |
Busana & make-up | 2.000.000 – 10.000.000 | Bisa sewa atau beli |
Dokumentasi | 3.000.000 – 15.000.000 | Foto prewed, hari H, video sinematik |
Undangan & souvenir | 1.000.000 – 5.000.000 | Cetak vs digital; souvenir bisa handmade |
Hiburan + MC | 2.000.000 – 8.000.000 | Band akustik, organ tunggal, MC freelance |
Dana cadangan | 5–10% dari total biaya | Untuk kejadian tak terduga (cuaca, listrik, konsumsi ekstra, dll) |
Simulasi Budget Nikah Sederhana (100 tamu):
- Total: Rp 35–50 juta
Simulasi Budget Nikah Menengah (250 tamu): - Total: Rp 75–120 juta
Simulasi Budget Mewah (500+ tamu di hotel): - Bisa di atas Rp 200 juta
2. Menentukan Prioritas Finansial
Budget menikah bukan soal sekadar “mampu”, tapi apa yang penting buat kamu berdua. Tanyakan ini ke pasangan:
- Mau pernikahan sederhana atau resepsi besar?
- Ingin fokus ke pengalaman tamu atau momen pribadi?
- Lebih baik cicil rumah dulu atau all-in di pesta?
Buat daftar “wajib” vs “nice to have”. Misal:
- Wajib: Legalitas, keluarga inti hadir, dokumentasi
- Nice to have: Flower wall, photo booth, wedding singer
Kamu juga bisa gunakan prinsip zero-based budgeting: alokasikan setiap rupiah berdasarkan fungsi. Jangan asal budget.
3. Strategi Budgeting Menikah yang Efektif
Selain beberapa cara di atas kamu bisa ikuti strategi berikut yang cukup efektif supaya pernikahan tetap sesuai ekspektasi.
a) Mulai dari akhir
Tentukan tanggal pernikahan → estimasi total biaya → bagi waktu yang tersedia untuk menabung.
Contoh:
Target biaya Rp 60 juta, waktu 12 bulan
➡️ Wajib nabung Rp 5 juta per bulan.
Kalau belum sanggup? Turunkan ekspektasi, bukan utang.
b) Gabungkan dana pribadi + kontribusi keluarga
Transparan dari awal: apakah orang tua akan membantu sebagian? Ini menghindari konflik kedepannya. Kamu perlu memastikan agar tidak ada hal yang terjadi di luar dugaan, misalnya tiba-tiba keluarga yang tidak mem-provide biaya menikah atau hal lainnya.
c) Gunakan tabungan berjangka khusus nikah
Jika sudah mantap untuk menabung, gunakan fitur-fitur khusus untuk tabungan menikah. Banyak bank dan fintech sekarang punya fitur ini (misal: fitur saku nikah di Jago atau Goal Saving di Bibit). Jangan lupa juga untuk menyiapkan nominalnya setiap bulan, supaya target tabungan nikah tetap sesuai, ya!
4. Tips Hemat Tapi Berkesan
Jika kamu yang memiliki budget nikah terbatas atau kamu adalah orang yang mementingkan life after wedding alias fokus tak hanya resepsi namun kehidupan setelahnya, kamu bisa coba cara hemat untuk menikah namun tetap berkesan. Simak caranya berikut ini:
- Venue alternatif: rumah sendiri, aula RT, kebun kampus
- Vendor lokal: hemat transport + bisa nego
- Undangan digital: hemat cetak, plus fleksibel ubah info
- Sewa dress/busana preloved: banyak akun Instagram khusus sewa nikah low budget
- Gabung WO dengan pasangan lain: bisa share biaya dekor dan fotografer jika tanggal berdekatan
- Catering prasmanan atau box: hemat dan praktis
5. Jangan Lupakan Masa Depan Setelah Nikah
Menikah tak hanya di resepsi saja, tetapi ini awal untuk hidup bersama pasangan. Satu hal yang sering luput: setelah nikah kamu butuh biaya hidup berdua. Dari bayar kontrakan, listrik, hingga biaya anak (kalau langsung isi).
Maka dari itu:
- Sisakan dana darurat minimal 3x pengeluaran bulanan
- Hindari cicilan konsumtif demi resepsi mewah
- Fokus pada stabilitas setelah sah
Nikah Harus Sah, Bukan Harus Mewah
“Budget menikah” ideal bukan yang paling mahal, tapi yang paling terencana. Momen sakral nggak ditentukan dari gedung mana kamu menikah, tapi seberapa siap kamu menjalaninya dengan pasangan.
Jadi, kalau kamu lagi galau nentuin konsep nikah: mulai aja dari nilai yang kalian pegang. Dari situ, bentuk pernikahan dan budgeting akan mengikuti. Ingat, pesta cuma sehari—tapi pernikahan bisa seumur hidup.